MAKALAH
AKUNTANSI KEUANGAN
LANJUTAN 1
Tentang
TRANSAKSI ANTAR
PERUSAHAAN UNTUK TRANSAKSI OBLIGASI
Disusun oleh:
Kelompok 8
ELAWATI 1313060280
ANNISYA 1313060624
PRAFITA WULAN SURY 1313060294
Dosen pembimbing:
Liesma
Maywarni Siregar, S.E, M.Si, Ak,CA.
JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1437 H / 2015 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, taufik, dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyusun makalah yang berjudul “Zakat Emas dan
Perak” ini. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan
baginda Nabi Muhamad SAW yang telah membawa kita kejalan yang lurus seperti
yang kita rasakan sekarang ini.
Makalah
ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi Tugas Partisipasi Mahasiswa dalam
presentasi makalah, dan dimana diharapkan bisa mengambil pelajaran dan manfaat
dari makalah serta bisa mengembangkan
kompetensi dalam pengetahuan dan pembelajaran tentang Ariyah (Pinjam-Meminjam).
Selanjutnya saya
menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu
saya mengharapkan sumbangsinya berupa saran dan kritikan yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah cakrawala berpikir bagi saya
dan khususnya bagi para pembaca.
Padang, 8 November 2015
PEMAKALAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Obligasi merupakan
surat utang jangka panjang yang diperjualbelikan di pasar surat-surat berharga.
Penjualan obligasi menimbulkan hubungan antara penerbit obligasi sebagai
debitur dan pembeli obligasi yang biasa disebut investor obligasi.
Ada
banyak instrument investasi yang tersedia di pasaran saat ini, namun pada
umumnya terdiri atas Obligasi, Saham, Derivatif, Reksadana dan Valuta Asing.
Produk-produk investasi tersebut umumnya menggandeng investasi keuangan sebagai
mitra dalam mengelola investasi tersebut. Di antara produk investasi tersebut,
Obligasi merupakan produk yang memiliki tingkat resiko paling rendah, dan
cenderung lebih stabil. Obligasi adalah surat utang pasar modal yang memuat
perjanjian (kontrak) kesediaan emiten (perusahaan/ institusi penerbit obligasi)
untuk melakukan pembayaran secara tetap kepada investor dan mengembalikan pokok
pinjaman/ hutang pada akhir periode perjanjian.
Obligasi
adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh suatu lembaga dengan
nilai nominal (nilai pari/par value) dan waktu jatuh tempo
tertentu. Penerbit obligasi bisa perusahaan swasta, BUMN, atau pemerintah baik
pemerintah pusat maupun daerah. Salah satu jenis obligasi yang diperdagangkan
di pasar modal kita saat ini adalah obligasi kupon (coupon bond) dengan tingkat bunga
tetap (fixed)
selama masa berlaku obligasi. Berinvestasi dalam obligasi mirip dengan
berinvestasi di deposito pada bank. Bila Anda membeli obligasi, Anda akan
memperoleh bunga/kupon yang tetap secara berkala biasanya setiap 3 bulan, 6
bulan, atau 1 tahun sekali sampai waktu jatuh tempo. Dalam makalah ini akan
dibahas mengenai mekanisme serta perbedaan-perbedaan mengenai saham dan
obligasi.
1.2 PEMBAHASAN
MAKALAH
1. Keuntungan
Atau Kerugian Kostruktif
2. Transaskis
Penjualan Atau Pemebelian Obligasi Oleh Induk Kepada Anak Dan Sebaliknya
3. Transaksi
Obligasi Antar Induk Anak Dengan Alternative Yang Berbeda
1.3 TUJUAN
PEMBAHASAN
1. Menjelaskan
Keuntungan Atau Kerugian Kostruktif
2. Menjelaskan Transaskis Penjualan Atau Pemebelian Obligasi
Oleh Induk Kepada Anak Dan Sebaliknya
3. Menjelaskan
Transaksi Obligasi Antar Induk Anak Dengan Alternative Yang Berbeda
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 UNTUNG/RUGI KONSTRUKTIF DAN PENDAPATAN INVESTASI
Obligasi
merupakan surat utang jangka panjang yang diperjual belikan di pasar
surat-surat berharga. Penjualan obligasi menimbulkan hubungan antara penerbit
obligasi sebagai debitor dan pembeli obligasi yang bias disebut investor
obligasi.
PEMBUKUAN
PENERBIT OBLIGASI
Penjualan obligasi
bagi penerbit menimbulkan hutang obligasi. Apabila harga penjualan diatas atau
dibawah nilai normal, selisih harga jual dengan nilai nominal, itu disebut
premi atau diskon, dan dijurnal sebagai berikut :
Kas
xxx
Hutang
obligasi
xxx
Premi
obligasi
xxx
Apbila terjadi diskon
:
Kas
xxx
Diskon
obligasi
xxx
Hutang
obligasi
xxx
CONTOH
Pada tanggal 1 juli 2002 PT indi menerbitkan dan menjual obligasi 10 tahun
nilai nominal RP 10 miliar dengan kurs penjualan 110 di pasar primer. Penjualan
obligasi pada kurs 110 menunjukkan adaanya premi sebesar 10% dari harga nominal
atau Rp 11 miliar. Pencatatan pada tanggal penjualan adalah
Kas
Rp 11.000.000.000
Hutang
obligasi
Rp10.000.000.000
Premi
obligasi
Rp 1.000.000.000
Atau dapat
juga di jurnal sebagai berikut :
Kas
Rp 11.000.000.000
Hutang obligasi
RP 11.000.000.000
Dalam contoh soal diatas, karena pada tanggal penjualan penerbit yakin PT indi
membukukan hutang obligasi Rp 11 miliar terdiri dari nilai nominal dan premi
obligasi, maka premi obligasi diamortisasi selama 10 tahun. Amortisasi pertahun
adalah Rp 1.000.000.000/10 tahun atau 100. juta per tahun. PT indi menerbitkan
obligasi pada pertengahan tahun, sehingga premi obligasi utuk tahun 2002
diamortisasi setengah tahun atau Rp 50 juta dengan jurnal amortisasi pada akhir
tahun (31 desember) sebagai berikut :
Prermi
Obligasi
Rp 50.000.000
Beban
bunga
Rp 50.000.000
Atau
Hutang obligasi
Rp 50.000.000
Beban
bunga
Rp 50.000.000
Utuk
kepentingan laporan keungan priode yang berakhir 31/12/2002 PT indi mencatat
beban bunga yang harus dibayar 1 semester sebagai berikut :
Beban bunga (5% x
10
miliar)
Rp 500.000.000
Hutang bunga
Rp 500.000.000
Umur obligasi 10 tahun mengharuskan penerbit obligasi 10 tahun sejak tanggal
penerbitan atau 1 juli 2012. pada saat obligasi membayar hutang obligasi
sebesar nilai nominalanya atau Rp 10 miliar.
Amortisasi
mengurangi beban bunga, sehingga total beban bunga PT indi per tahun adalah
sebagai berikut :
Penerimaan bunga per tahun, 10% x Rp
100 miliar
Rp 1000.000.000
Amortisasi Premi per
tahun
Rp (100.000.000
Beban
bunga per tahun
Rp 900.000.000
Pada tanggal 1 juli 2007 atau 5 Tahun dari
tanggal penerbitan obligasi, premi hutang obligasi telah diamortisasi setengah
dari premi pada awal penerbitan atau Rp500 juta, dengan demikian nilai buku
hutang obligasi adalah :
Nilai nominal
hutang obligasi
Rp 10.000.000.000
Saldo premi
(Rp 1 miliar - (Rp 100 juta x 5
tahun)
Rp 500.000.000
Nilai buku hutang obligasi
1/7/2007
Rp 10.500.000.000
PEMBUKUAN INVESTOR OBLIGASI
Investor atau pembeli obligasi memiliki akun “ investasi dalam obligasi “ yang
harus dicatat pada tanggal investasi atau pembeli obligasi terjadi, sebagia
berikut :
Investasi
dalam obligasi
xxx
Kas
xxx
Bagi investor
obligasi nilai investasi dalam obligasi dicatat sebesar harga perolehan
obligasi tersebut. Ada kalanya harga perolehan obligasi dari nilai nominal
tetapi dapat pula lebih rendah dari nilai nominal. Misalkan PT anta membeli 30%
obligasi PT indi di pasar sekunder pada tanggal 1 juli 2007 dengan harga Rp
2,95 miliar. Pencatatan yang akan dilakukan pada PT anta adalah sebagai sebagai
berikut :
Investasi
dalam obligasi
Rp 2.950.000
Kas
Rp 2.950.000
Investasi dalam obligasi memberikan pendapatan bunga bagi investor sesuai
dengan nilai nominal obligasi yang dimiliki. PT anta akan mencatat penerimaan
bunga per tahun Rp 300 juta (10% x 30% x Rp 10 Miliar) dalam dua kali
penerimaan masing-masing Rp150 juta pada tanggal 1 juli dan 5 januari. Hak PT
anta atas bunga yang diterima pada tahun 2007 adalah satu semester atau Rp150
juta karena investasi dalam obligasi pada pertengahan tahun. Pembukuan PT anta
pertanggal 31 Desember 2007 mencatat piutang bunga sebagai berikut :
Piutang
bunga
Rp 150.000.000
Pendapatan
bunga
Rp 150.000.000
Selisih nilai investasi PT anta atas obligasi PT indi dengan nilai nominal pada
tanggal perolehan adalah Rp50 juta dimana investasi dalam obligasi tercatat
lebih kecil dari nilai nominal. Jurnal penyesuaian untuk tahun 2007 adalah
sebagai berikut :
Investasi
dalam obligasi
Rp 5.000.000
Pendapatan
bunga
Rp5000.000
Penyesuaian
nilai investasi Rp10 juta pertahun meningkatkan pendapatan bunga sehingga
pendapatan bunga pertahun adalah sebagai berikut :
-Penerimaan
bunga per tahun 10% x Rp 3 miliar
Rp 300.000.000
-Penyesuaian
Nilai investasi
Rp 10.000.000
Total
pendapatan bunga per tahun
Rp 310.000.000
Pendapatan bunga
PT anta tahun 2007 adalah Rp155 juta karena investasi dimulai 1 juli sehingga
hak atas bunga juga untuk setengah tahun.
UNTUNG/RUGI KONSTRUKTIF DAN
PENDAPATAN INVESTASI
Untung/rugi konstruktif merupakan salah satu komponen pendapatan investasi.
Jumlah untung/rugi yang mempengaruhi pendapatan investasi induk perusahaan
tergantung dari pihak penerbit atau penjual obligasi.
Karena kondisi
menganggap hutangnya yang tebus dengan harga yang lebih rendah atau lebih
tinggi.
Pembahasan selanjutnya menggunakan istilah obligasi antar perusahaan downstream
apabila induk yang merupakan pihak penerbit dan sebagai invesrtor obligasi yang
diterbitkan anak perusahaan.
Dengan adanya untung/rugi
kontsruktip pendapatan investasi akan menjadi sebagai berikut :
Laba
anak(+)
xxx
Amartisasi
undervalue(-)
xxx
Amortisasi
overvalue(+)
xxx
Amortisasi intagible
asset(-)
xxx
Laba antarperusahaan
ditunda(-)
xxx
Laba antarperusahaan
direalisasi(+)
xxx
Untung/rugi kontruktif tahun
berjalan (+/-) xxx
Amorisasi untung/rugi konstruktif(-/+) xxx
Pendapatan
investasi
xxx
Misalkan obligasi antar perusahaan PT indi dan PT anta adalah penjualan
downstream. Dalam tahun 2007 PT anta(anak perusahaan yang sahamnya yang
dikuasai 80% oleh PT indi) melaporkan laba sebesar Rp250 juta dan tidak ada
selisih investasi dengan nilai buku kekayaan anak yang diperoleh, maka
pendapatan investasi adalah sebagai berikut :
Laba anak(80% x Rp 250
juta)
Rp 200.000.000
Keuntungan kontruktif
Rp 150.000.000
Amortisasi keuntungan kontruktif
(1/2 x Rp 30 juta)
RP
(15.000.000
Pendapatan
investasi
Rp 335.000.000
Apabila
yang terjadi adalah penjualan upstream dimana PT indi merupakan pembeli atau
investor obligasi yang diterbitkan PT anta. Maka perhitungan pendapatan
investasi PT indi adalah sebagai berikut :
Laba anak (80% x Rp250
juta) Rp
200.000.000
Keuntungan kontruktif (Rp 150juta
x
80%)
Rp 120.000.000
Amortisasi keuntungan kontruktif
(80% x Rp 30juta x 6/12)
Rp (12.000.000
Pendapatan investasi
Rp
303.000.000
DAMPAK UNTUNG/RUGI KONSTRUKTIF
SETELAH TUHUN BERJALAN
Dalam kasus PT indi dan PT anta transaksi obligasi antar perusahaan akan
mempengaruhi hubungan induk-anak hingga tanggal 1 juli 2012 atau saat obligasi
jatuh tempo. Selama tahun tersebut pendapatan investasi dipengaruhi amortisasi
untung/rugi konstruktif. Misalkan dalam tahun 2008 PT anta mengumumkan laba
sebesar Rp300 juta, yakni dalam kasus penjualan downtsream, sehingga
perndapatan investasi adalah sebagai berikut :
Laba anak(80%
x Rp 300 juta)
Rp 240.000.000
Amortisasi
keuntungan konstruktif
RP (30.000.000
Pendapatan
investasi
Rp 210.00.000
Apabila yang
terjadi adalah penjualan up steram, maka pendapatan investasi dihitung sebagai
berikut :
Laba anak (80%
x Rp
300juta) Rp
240.000.000
Amortisasi
keuntung konstruktif (80% x Rp 30 juta) Rp (24.000.000
Pendapatan
investasi
RP 216.000.000[1]
2.2 TRANSASKIS
PENJUALAN ATAU PEMEBELIAN OBLIGASI OLEH INDUK KEPADA ANAK DAN SEBALIKNYA
Adapun bentuk
saham - saham yang dijual oleh perusahaan ( anak ) dapat berupa saham dalam
portepel maupun saham-saham yang dikeluarkan dalam rangka terjadi emisi saham.
Hal ini dilakukan untuk memperoleh posisi control pada perusahaan lain melalui
pemilikan saham-sahamnya.
Apabila hal ini terjadi maka saldo modal ( hak-hak pemegang saham ) perusahaan anak bertambah dengan jumlah harga yang dibayar untuk saham-saham yang dijual tersebut. Oleh sebab itu apabila neraca konsolidasi disusun oleh perusahaan induk, maka eliminasi terhadap hak-hak pemilikan pada perusahaan anak bertitik tolak dari saldo modal setelah penjualan saham terakhir itu.
Apabila hal ini terjadi maka saldo modal ( hak-hak pemegang saham ) perusahaan anak bertambah dengan jumlah harga yang dibayar untuk saham-saham yang dijual tersebut. Oleh sebab itu apabila neraca konsolidasi disusun oleh perusahaan induk, maka eliminasi terhadap hak-hak pemilikan pada perusahaan anak bertitik tolak dari saldo modal setelah penjualan saham terakhir itu.
Obligasi Antar Perusahaan
Pada masalah
obligasi antar perusahaan, metode pencatatannya hanya dibedakan berdasar pada :
1) Penjualan
oleh Induk
2) Penjualan
oleh Anak
Penjualan
oleh Induk
Induk
mengeluarkan obligasi 1.000 lembar @ Rp. 100, jangka waktu 10 tahun. Anak
membeli 100 lembar dengan harga Rp. 9.400.
Tahun I
Keterangan
|
Induk
|
Anak
|
Eliminasi
|
Neraca
Konsolidasi
|
|||
Debet :
|
|
|
|
|
|
|
|
Investasi Obligasi
|
|
9.400
|
|
9.400
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kredit :
|
|
|
|
|
|
|
Utang Obligasi
|
100.000
|
|
10.000
|
|
|
|
Diskonto Obligasi
|
(8.000)
|
|
|
800
|
|
|
LYD Induk
|
|
|
200
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Ket : Utang
obligasi dari 100.000, dijual sebesar Rp. 10.000 dengan harga Rp. 9.400.
Amortisasi diskonto obligasi Rp. 800 (Rp. 8.000/10 tahun). Perubahan LYD Induk
Rp. 200 (Rp. 10.000 – Rp. 9.400 – Rp. 800)
Penjualan oleh Anak
Anak mengeluarkan obligasi 1.000 lembar @ Rp. 100, jangka waktu 10 tahun.
Induk membeli 100 lembar dengan harga Rp. 11.000.
Tahun I
Keterangan
|
Induk
|
Anak
|
Eliminasi
|
Neraca
Konsolidasi
|
|||
Debet :
|
|
|
|
|
|
|
|
Investasi Obligasi
|
11.000
|
|
|
11.000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kredit :
|
|
|
|
|
|
|
Utang Obligasi
|
|
100.000
|
10.000
|
|
|
|
Premi Obligasi
|
|
8.000
|
800
|
|
|
|
LYD Anak
|
|
|
200
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Ket : Utang
obligasi dari 100.000, dijual sebesar Rp. 10.000 dengan harga Rp. 11.000.
Amortisasi premium obligasi Rp. 800 (Rp. 8.000/10 tahun). Perubahan LYD Anak
Rp. 200 (Rp. 11.000 – Rp. 10.000 – Rp. 800)[2]
2.1 TRANSAKSI
OBLIGASI ANTAR INDUK ANAK DENGAN ALTERNATIVE YANG BERBEDA
Keuntungan/
Kerugian penarikan obligasi (pembelian dari pihak eksternal) secara konstruktif
diakui sebagai keuntungan kerugian konstruktif.
Pemilikan Induk < 100%.
Contoh Pembelian Obligasi Rugi.
PT.Peron pada 1 januari memiliki 80%
PT.Sandika pada nilai buku Rp 40.000.000 dengan modal saham 40.000.000 dan laba
ditahan 10.000.000,- tidak lama kemudian PT. Sandika membeli obligasi PT. Peron
dipasar Sebesar Rp 1.200.000,- untuk obligasi dengan nilai buku Rp 1.100.000,-
10% dari total obligasi sebesar 11.000.000,- dengan nilai buku Rp 10.000.000
dan agio Rp 1.000.000,-
Pencatatan yang
dilakukan oleh PT.Sandika adalah:
Investasi pd obligasi PT.P……….1.200.000
Kas……………………………….1.200.000
Pembelian obligasi induk oleh anak senilai 1.200.000,-
sedangkan nilai buku obligasi induk adalah 1.100.000, menyebabkan kerugian
(kerugian konstruktif=kerugian konsolidasi) sebesar 100.000 yang dihitung dari:
Harga beli ………………………………………1.200.000
Nilai buku (termasuk Agio 100.000)…..……….1.100.000
Rugi Konstruktif………………… 100.000
Untuk mengakui
Rugi konstruktif ini PT.Peron
(Induk) menyesuaikannya dengan membuat jurnal:
Pendapatan dari PT.Sandika…………. Rp 100.000
Investasi Pd PT Sandika………………. Rp 100.000
Jurnal
Penyesuaian untuk laba anak sebesar 3.000.000:
Investasi pada anak…………...2.400.000
Pendapatan dr anak……………2.400.000
Jurnal
penyesuaian untuk deviden sebesar 2.000.000
Kas………………………1.600.000
Investasi pd anak………….1.600.000
Jika pd tgl 31
Des disusun kertas kerja konsolidasi, maka jurnal kertas kerja konsolidasi
adalah:
Hutang Obligasi………………….. Rp
1.000.000
Agio Obligasi….. …………….. Rp 100.000
Rugi Konstruktif……………… Rp 100.000
Investasi Obligasi…………………… …..Rp 1.200.000
Contoh Pembelian Obligasi
Untung.
PT.Peron pada 1 januari memiliki 80%
PT.Sandika pada nilai buku Rp 40.000.000 dengan modal saham 40.000.000 dan laba
ditahan 10.000.000,- tidak lama kemudian PT. Sandika membeli obligasi PT. Peron
dipasar Sebesar Rp 1.000.000,- untuk obligasi dengan nilai buku Rp 1.100.000,-
10% dari total obligasi sebesar 11.000.000,- dengan nilai buku Rp 10.000.000
dan agio Rp 1.000.000,-
Pencatatan yang dilakukan
oleh PT.Sandika adalah:
Investasi pd obligasi
PT.P……….1.000.000
Kas……………………………….1.000.000
Pembelian obligasi induk oleh anak senilai 1.000.000,-
sedangkan nilai buku obligasi induk adalah 1.100.000, menyebabkan keuntungan
(keuntungan konstruktif=keuntungan konsolidasi) sebesar 100.000 yang dihitung
dari:
Harga beli ………………………………………1.000.000
Nilai buku……………………………………….1.100.000
Laba Konstruktif………………… 100.000
Untuk mengakui untung
konstruktif ini PT.Peron
(Induk) menyesuaikannya dengan membuat jurnal:
Investasi Pd PT Sandika………………. Rp 100.000
Pendapatan dari PT.Sandika…………. Rp 100.000
Jika pd tgl 1 jan disusun
kertas kerja konsolidasi, maka jurnal kertas kerja konsolidasi adalah:
Hutang Obligasi………………….. Rp
1.000.000
Agio Obligasi….. …………….. Rp 100.000
Investasi Pada Obli PT.P……………… Rp 1.000.000
Laba Konstruktif……………………… Rp
100.000[3]
BAB III
PENUTUP
Obligasi
merupakan surat utang jangka panjang yang diperjualbelikan di pasar surat-surat
berharga. Penjualan obligasi menimbulkan hubungan antara penerbit obligasi
sebagai debitur dan pembeli obligasi yang biasa disebut investor obligasi. Penjualan
obligasi bagi penerbit menimbulkan hutang obligasi. Apabila harga penjualan
diatas atau dibawah nilai normal, selisih harga jual dengan nilai nominal, itu
disebut premi atau diskon.
Bagi investor obligasi nilai investasi dalam obligasi dicatat sebesar
harga perolehan obligasi tersebut. Ada kalanya harga perolehan obligasi dari
nilai nominal tetapi dapat pula lebih rendah dari nilai nominal. Untung/rugi
konstruktif merupakan salah satu komponen pendapatan investasi. Jumlah
untung/rugi yang mempengaruhi pendapatan investasi induk perusahaan tergantung
dari pihak penerbit atau penjual obligasi.
Karena
kondisi menganggap hutangnya yang tebus dengan harga yang lebih rendah atau
lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
[2]https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjx4_KvtKTJAhWE06YKHRWHBmgQFggrMAI&url=https%3A%2F%2Fkyle893.files.wordpress.com%2F2013%2F09%2Fbab-6.docx&usg=AFQjCNGw_vXKvTaN3LiOh4JjY9grcFlDBA&bvm=bv.108194040,d.dGY
[3]
https://yudhiher.files.wordpress.com/2007/07/bab_7_advance_obligasi.doc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar