Sabtu, 09 April 2016

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 TRANSAKSI ANTAR PERUSAHAAN UNTUK TRANSAKSI OBLIGASI



MAKALAH
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1
Tentang

TRANSAKSI ANTAR PERUSAHAAN UNTUK TRANSAKSI OBLIGASI


Disusun oleh:
Kelompok 8

ELAWATI                            1313060280
ANNISYA                             1313060624
PRAFITA WULAN SURY 1313060294

Dosen pembimbing:

Liesma Maywarni Siregar, S.E, M.Si, Ak,CA.



JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1437 H / 2015 M




KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, taufik, dan hidayahnya sehingga saya dapat menyusun makalah yang berjudul “Zakat Emas dan Perak” ini. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan baginda Nabi Muhamad SAW yang telah membawa kita kejalan yang lurus seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi Tugas Partisipasi Mahasiswa dalam presentasi makalah, dan dimana diharapkan bisa mengambil pelajaran dan manfaat dari makalah  serta bisa mengembangkan kompetensi dalam pengetahuan dan pembelajaran tentang Ariyah (Pinjam-Meminjam).
Selanjutnya saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu saya mengharapkan sumbangsinya berupa saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
            Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah cakrawala berpikir bagi saya dan khususnya bagi para pembaca.



Padang, 8 November 2015


PEMAKALAH








BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Obligasi merupakan surat utang jangka panjang yang diperjualbelikan di pasar surat-surat berharga. Penjualan obligasi menimbulkan hubungan antara penerbit obligasi sebagai debitur dan pembeli obligasi yang biasa disebut investor obligasi.
Ada banyak instrument investasi yang tersedia di pasaran saat ini, namun pada umumnya terdiri atas Obligasi, Saham, Derivatif, Reksadana dan Valuta Asing. Produk-produk investasi tersebut umumnya menggandeng investasi keuangan sebagai mitra dalam mengelola investasi tersebut. Di antara produk investasi tersebut, Obligasi merupakan produk yang memiliki tingkat resiko paling rendah, dan cenderung lebih stabil. Obligasi adalah surat utang pasar modal yang memuat perjanjian (kontrak) kesediaan emiten (perusahaan/ institusi penerbit obligasi) untuk melakukan pembayaran secara tetap kepada investor dan mengembalikan pokok pinjaman/ hutang pada akhir periode perjanjian.
Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh suatu lembaga dengan nilai nominal (nilai pari/par value) dan waktu jatuh tempo tertentu. Penerbit obligasi bisa perusahaan swasta, BUMN, atau pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah. Salah satu jenis obligasi yang diperdagangkan di pasar modal kita saat ini adalah obligasi kupon (coupon bond) dengan tingkat bunga tetap (fixed) selama masa berlaku obligasi. Berinvestasi dalam obligasi mirip dengan berinvestasi di deposito pada bank. Bila Anda membeli obligasi, Anda akan memperoleh bunga/kupon yang tetap secara berkala biasanya setiap 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun sekali sampai waktu jatuh tempo. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai mekanisme serta perbedaan-perbedaan mengenai saham dan obligasi.



1.2  PEMBAHASAN MAKALAH
1.      Keuntungan Atau Kerugian Kostruktif
2.      Transaskis Penjualan Atau Pemebelian Obligasi Oleh Induk Kepada Anak Dan Sebaliknya
3.      Transaksi Obligasi Antar Induk Anak Dengan Alternative Yang Berbeda

1.3  TUJUAN PEMBAHASAN
1.      Menjelaskan Keuntungan Atau Kerugian Kostruktif
2.      Menjelaskan  Transaskis Penjualan Atau Pemebelian Obligasi Oleh Induk Kepada Anak Dan Sebaliknya
3.      Menjelaskan Transaksi Obligasi Antar Induk Anak Dengan Alternative Yang Berbeda


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  UNTUNG/RUGI KONSTRUKTIF DAN PENDAPATAN INVESTASI
Obligasi merupakan surat utang jangka panjang yang diperjual belikan di pasar surat-surat berharga. Penjualan obligasi menimbulkan hubungan antara penerbit obligasi sebagai debitor dan pembeli obligasi yang bias disebut investor obligasi.
PEMBUKUAN PENERBIT OBLIGASI
Penjualan obligasi bagi penerbit menimbulkan hutang obligasi. Apabila harga penjualan diatas atau dibawah nilai normal, selisih harga jual dengan nilai nominal, itu disebut premi atau diskon, dan dijurnal sebagai berikut :
Kas                                                            xxx
            Hutang obligasi                                              xxx
            Premi obligasi                                                xxx
Apbila terjadi diskon :                                
Kas                                                            xxx
            Diskon obligasi                                              xxx
            Hutang obligasi                                              xxx

CONTOH
            Pada tanggal 1 juli 2002 PT indi menerbitkan dan menjual obligasi 10 tahun nilai nominal RP 10 miliar dengan kurs penjualan 110 di pasar primer. Penjualan obligasi pada kurs 110 menunjukkan adaanya premi sebesar 10% dari harga nominal atau Rp 11 miliar. Pencatatan pada tanggal penjualan adalah
Kas                                                            Rp 11.000.000.000
       Hutang obligasi                                              Rp10.000.000.000
            Premi obligasi                                                Rp 1.000.000.000
Atau dapat juga di jurnal sebagai berikut :
Kas                                                            Rp 11.000.000.000
            Hutang obligasi                                              RP 11.000.000.000

            Dalam contoh soal diatas, karena pada tanggal penjualan penerbit yakin PT indi membukukan hutang obligasi Rp 11 miliar terdiri dari nilai nominal dan premi obligasi, maka premi obligasi diamortisasi selama 10 tahun. Amortisasi pertahun adalah Rp 1.000.000.000/10 tahun atau 100. juta per tahun. PT indi menerbitkan obligasi pada pertengahan tahun, sehingga premi obligasi utuk tahun 2002 diamortisasi setengah tahun atau Rp 50 juta dengan jurnal amortisasi pada akhir tahun (31 desember) sebagai berikut :
Prermi Obligasi                                           Rp 50.000.000
            Beban bunga                                                 Rp 50.000.000
Atau
Hutang obligasi                                           Rp 50.000.000
            Beban bunga                                                Rp 50.000.000

      Utuk kepentingan laporan keungan priode yang berakhir 31/12/2002 PT indi mencatat beban bunga yang harus dibayar 1 semester sebagai berikut :
Beban bunga (5% x 10 miliar)                     Rp 500.000.000
            Hutang bunga                                                Rp 500.000.000

            Umur obligasi 10 tahun mengharuskan penerbit obligasi 10 tahun sejak tanggal penerbitan atau 1 juli 2012. pada saat obligasi membayar hutang obligasi sebesar nilai nominalanya atau Rp 10 miliar.
      Amortisasi mengurangi beban bunga, sehingga total beban bunga PT indi per tahun adalah sebagai berikut :
       
           Penerimaan bunga per tahun, 10% x Rp 100 miliar                        Rp 1000.000.000
         Amortisasi Premi per tahun                                                 Rp (100.000.000 
         Beban bunga per tahun                                                Rp 900.000.000

            Pada tanggal 1 juli 2007 atau 5 Tahun dari tanggal penerbitan obligasi, premi hutang obligasi telah diamortisasi setengah dari premi pada awal penerbitan atau Rp500 juta, dengan demikian nilai buku hutang obligasi adalah :
Nilai nominal hutang obligasi                                          Rp 10.000.000.000
Saldo premi (Rp 1 miliar - (Rp 100 juta x 5 tahun)        Rp      500.000.000
            Nilai buku  hutang obligasi 1/7/2007                  Rp  10.500.000.000

PEMBUKUAN INVESTOR OBLIGASI
            Investor atau pembeli obligasi memiliki akun “ investasi dalam obligasi “ yang harus dicatat pada tanggal investasi atau pembeli obligasi terjadi, sebagia berikut :
Investasi dalam obligasi                               xxx
            Kas                                                               xxx
Bagi investor obligasi nilai investasi dalam obligasi dicatat sebesar harga perolehan obligasi tersebut. Ada kalanya harga perolehan obligasi dari nilai nominal tetapi dapat pula lebih rendah dari nilai nominal. Misalkan PT anta membeli 30% obligasi PT indi di pasar sekunder pada tanggal 1 juli 2007 dengan harga Rp 2,95 miliar. Pencatatan yang akan dilakukan pada PT anta adalah sebagai sebagai berikut :
Investasi dalam obligasi                               Rp 2.950.000
            Kas                                                               Rp 2.950.000

            Investasi dalam obligasi memberikan pendapatan bunga bagi investor sesuai dengan nilai nominal obligasi yang dimiliki. PT anta akan mencatat penerimaan bunga per tahun Rp 300 juta (10% x 30% x Rp 10 Miliar) dalam dua kali penerimaan masing-masing Rp150 juta pada tanggal 1 juli dan 5 januari. Hak PT anta atas bunga yang diterima pada tahun 2007 adalah satu semester atau Rp150 juta karena investasi dalam obligasi pada pertengahan tahun. Pembukuan PT anta pertanggal 31 Desember 2007 mencatat piutang bunga sebagai berikut :
Piutang bunga                                             Rp 150.000.000
            Pendapatan bunga                                         Rp 150.000.000

            Selisih nilai investasi PT anta atas obligasi PT indi dengan nilai nominal pada tanggal perolehan adalah Rp50 juta dimana investasi dalam obligasi tercatat lebih kecil dari nilai nominal. Jurnal penyesuaian untuk tahun 2007 adalah sebagai berikut :
Investasi dalam obligasi                               Rp 5.000.000
            Pendapatan bunga                                         Rp5000.000

     Penyesuaian nilai investasi Rp10 juta pertahun meningkatkan pendapatan bunga sehingga pendapatan bunga pertahun adalah sebagai berikut :
-Penerimaan bunga per tahun 10% x Rp 3 miliar            Rp 300.000.000
-Penyesuaian Nilai investasi                                           Rp   10.000.000
  Total pendapatan bunga per tahun                               Rp 310.000.000
Pendapatan bunga PT anta tahun 2007 adalah Rp155 juta karena investasi dimulai 1 juli sehingga hak atas bunga juga untuk setengah tahun.

UNTUNG/RUGI KONSTRUKTIF DAN PENDAPATAN INVESTASI
            Untung/rugi konstruktif merupakan salah satu komponen pendapatan investasi. Jumlah untung/rugi yang mempengaruhi pendapatan investasi induk perusahaan tergantung dari pihak penerbit atau penjual obligasi.
Karena kondisi menganggap hutangnya yang tebus dengan harga yang lebih rendah atau lebih tinggi.
            Pembahasan selanjutnya menggunakan istilah obligasi antar perusahaan downstream apabila induk yang merupakan pihak penerbit dan sebagai invesrtor obligasi yang diterbitkan anak perusahaan.



Dengan adanya untung/rugi kontsruktip pendapatan investasi akan menjadi sebagai berikut :
Laba anak(+)                                                             xxx
Amartisasi undervalue(-)                                            xxx
Amortisasi overvalue(+)                                             xxx
Amortisasi intagible asset(-)                                       xxx
Laba antarperusahaan ditunda(-)                                xxx
Laba antarperusahaan direalisasi(+)                            xxx
Untung/rugi kontruktif tahun berjalan (+/-)                   xxx
Amorisasi untung/rugi konstruktif(-/+)                       xxx
Pendapatan investasi                                                  xxx

            Misalkan obligasi antar perusahaan PT indi dan PT anta adalah penjualan downstream. Dalam tahun 2007 PT anta(anak perusahaan yang sahamnya yang dikuasai 80% oleh PT indi) melaporkan laba sebesar Rp250 juta dan tidak ada selisih investasi dengan nilai buku kekayaan anak yang diperoleh, maka pendapatan investasi adalah sebagai berikut :
Laba anak(80% x Rp 250 juta)                                                 Rp 200.000.000
Keuntungan kontruktif                                                               Rp 150.000.000
Amortisasi keuntungan kontruktif (1/2 x Rp 30 juta)                  RP (15.000.000
Pendapatan investasi                                                                 Rp 335.000.000
      Apabila yang terjadi adalah penjualan upstream dimana PT indi merupakan pembeli atau investor obligasi yang diterbitkan PT anta. Maka perhitungan pendapatan investasi PT indi adalah sebagai berikut :
Laba anak (80% x Rp250 juta)                                                         Rp 200.000.000
Keuntungan kontruktif (Rp 150juta x 80%)                               Rp 120.000.000
Amortisasi keuntungan kontruktif (80% x Rp 30juta x 6/12)                   Rp (12.000.000
Pendapatan investasi                                                                         Rp 303.000.000



DAMPAK UNTUNG/RUGI KONSTRUKTIF SETELAH TUHUN BERJALAN
            Dalam kasus PT indi dan PT anta transaksi obligasi antar perusahaan akan mempengaruhi hubungan induk-anak hingga tanggal 1 juli 2012 atau saat obligasi jatuh tempo. Selama tahun tersebut pendapatan investasi dipengaruhi amortisasi untung/rugi konstruktif. Misalkan dalam tahun 2008 PT anta mengumumkan laba sebesar Rp300 juta, yakni dalam kasus penjualan downtsream, sehingga perndapatan investasi adalah sebagai berikut :
Laba anak(80% x Rp 300 juta)                                     Rp 240.000.000
Amortisasi keuntungan konstruktif                              RP (30.000.000
Pendapatan investasi                                                    Rp  210.00.000
Apabila yang terjadi adalah penjualan up steram, maka pendapatan investasi dihitung sebagai berikut :
Laba anak (80% x Rp 300juta)                                          Rp 240.000.000
Amortisasi keuntung konstruktif (80% x Rp 30 juta)        Rp  (24.000.000
Pendapatan investasi                                                                 RP 216.000.000[1]

2.2  TRANSASKIS PENJUALAN ATAU PEMEBELIAN OBLIGASI OLEH INDUK KEPADA ANAK DAN SEBALIKNYA
Adapun bentuk saham - saham yang dijual oleh perusahaan ( anak ) dapat berupa saham dalam portepel maupun saham-saham yang dikeluarkan dalam rangka terjadi emisi saham. Hal ini dilakukan untuk memperoleh posisi control pada perusahaan lain melalui pemilikan saham-sahamnya.
Apabila hal ini terjadi maka saldo modal ( hak-hak pemegang saham ) perusahaan anak bertambah dengan jumlah harga yang dibayar untuk saham-saham yang dijual tersebut. Oleh sebab itu apabila neraca konsolidasi disusun oleh perusahaan induk, maka eliminasi terhadap hak-hak pemilikan pada perusahaan anak bertitik tolak dari saldo modal setelah penjualan saham terakhir itu.
Obligasi Antar Perusahaan
Pada masalah obligasi antar perusahaan, metode pencatatannya hanya dibedakan berdasar pada :
1) Penjualan oleh Induk
2) Penjualan oleh Anak
Penjualan oleh Induk
Induk mengeluarkan obligasi 1.000 lembar @ Rp. 100, jangka waktu 10 tahun. Anak membeli 100 lembar dengan harga Rp. 9.400.
Tahun I
Keterangan
Induk
Anak
Eliminasi
Neraca Konsolidasi
Debet :






Investasi Obligasi

9.400

9.400



















Kredit :






Utang Obligasi
100.000

10.000



Diskonto Obligasi
(8.000)


800


LYD Induk


200











Ket :    Utang obligasi dari 100.000, dijual sebesar Rp. 10.000 dengan harga Rp. 9.400. Amortisasi diskonto obligasi Rp. 800 (Rp. 8.000/10 tahun). Perubahan LYD Induk Rp. 200 (Rp. 10.000 – Rp. 9.400 – Rp. 800)

Penjualan oleh Anak
Anak mengeluarkan obligasi 1.000 lembar @ Rp. 100, jangka waktu 10 tahun. Induk membeli 100 lembar dengan harga Rp. 11.000.
Tahun I
Keterangan
Induk
Anak
Eliminasi
Neraca Konsolidasi
Debet :






Investasi Obligasi
11.000


11.000


















Kredit :






Utang Obligasi

100.000
10.000



Premi Obligasi

8.000
800



LYD Anak


200











Ket :    Utang obligasi dari 100.000, dijual sebesar Rp. 10.000 dengan harga Rp. 11.000. Amortisasi premium obligasi Rp. 800 (Rp. 8.000/10 tahun). Perubahan LYD Anak Rp. 200 (Rp. 11.000 – Rp. 10.000 – Rp. 800)[2]




2.1  TRANSAKSI OBLIGASI ANTAR INDUK ANAK DENGAN ALTERNATIVE YANG BERBEDA
Keuntungan/ Kerugian penarikan obligasi (pembelian dari pihak eksternal) secara konstruktif diakui sebagai keuntungan kerugian konstruktif.
            Pemilikan Induk < 100%.
             
            Contoh Pembelian Obligasi Rugi. PT.Peron pada 1 januari  memiliki 80% PT.Sandika pada nilai buku Rp 40.000.000 dengan modal saham 40.000.000 dan laba ditahan 10.000.000,- tidak lama kemudian PT. Sandika membeli obligasi PT. Peron dipasar Sebesar Rp 1.200.000,- untuk obligasi dengan nilai buku Rp 1.100.000,- 10% dari total obligasi sebesar 11.000.000,- dengan nilai buku Rp 10.000.000 dan agio Rp 1.000.000,-
Pencatatan yang dilakukan oleh PT.Sandika adalah:
           
            Investasi pd obligasi PT.P……….1.200.000
                        Kas……………………………….1.200.000

      Pembelian obligasi induk oleh anak senilai 1.200.000,- sedangkan nilai buku obligasi induk adalah 1.100.000, menyebabkan kerugian (kerugian konstruktif=kerugian konsolidasi) sebesar 100.000 yang dihitung dari:
            Harga beli ………………………………………1.200.000
            Nilai buku (termasuk Agio 100.000)…..……….1.100.000
                                    Rugi Konstruktif…………………     100.000

Untuk mengakui Rugi konstruktif ini PT.Peron (Induk) menyesuaikannya dengan membuat jurnal:
            Pendapatan dari PT.Sandika………….          Rp 100.000
                        Investasi Pd PT Sandika……………….        Rp 100.000

Jurnal Penyesuaian untuk laba anak sebesar 3.000.000:
            Investasi pada anak…………...2.400.000
                        Pendapatan dr anak……………2.400.000

Jurnal penyesuaian untuk deviden sebesar 2.000.000
            Kas………………………1.600.000
                        Investasi pd anak………….1.600.000
                         
Jika pd tgl 31 Des disusun kertas kerja konsolidasi, maka jurnal kertas kerja konsolidasi adalah:
            Hutang Obligasi…………………..    Rp 1.000.000
            Agio Obligasi….. ……………..         Rp    100.000
            Rugi Konstruktif………………                     Rp    100.000
                        Investasi Obligasi……………………            …..Rp 1.200.000

     Contoh Pembelian Obligasi Untung. PT.Peron pada 1 januari  memiliki 80% PT.Sandika pada nilai buku Rp 40.000.000 dengan modal saham 40.000.000 dan laba ditahan 10.000.000,- tidak lama kemudian PT. Sandika membeli obligasi PT. Peron dipasar Sebesar Rp 1.000.000,- untuk obligasi dengan nilai buku Rp 1.100.000,- 10% dari total obligasi sebesar 11.000.000,- dengan nilai buku Rp 10.000.000 dan agio Rp 1.000.000,-

Pencatatan yang dilakukan oleh PT.Sandika adalah:

Investasi pd obligasi PT.P……….1.000.000
                        Kas……………………………….1.000.000

      Pembelian obligasi induk oleh anak senilai 1.000.000,- sedangkan nilai buku obligasi induk adalah 1.100.000, menyebabkan keuntungan (keuntungan konstruktif=keuntungan konsolidasi) sebesar 100.000 yang dihitung dari:
            Harga beli ………………………………………1.000.000
            Nilai buku……………………………………….1.100.000
                                    Laba Konstruktif…………………     100.000

Untuk mengakui untung konstruktif ini PT.Peron (Induk) menyesuaikannya dengan membuat jurnal:
            Investasi Pd PT Sandika……………….        Rp 100.000
                        Pendapatan dari PT.Sandika………….          Rp 100.000

Jika pd tgl 1 jan disusun kertas kerja konsolidasi, maka jurnal kertas kerja konsolidasi adalah:
            Hutang Obligasi…………………..    Rp 1.000.000
            Agio Obligasi….. ……………..         Rp    100.000
                        Investasi Pada Obli PT.P………………    Rp 1.000.000
                        Laba Konstruktif………………………    Rp     100.000[3]
















BAB III
PENUTUP

Obligasi merupakan surat utang jangka panjang yang diperjualbelikan di pasar surat-surat berharga. Penjualan obligasi menimbulkan hubungan antara penerbit obligasi sebagai debitur dan pembeli obligasi yang biasa disebut investor obligasi. Penjualan obligasi bagi penerbit menimbulkan hutang obligasi. Apabila harga penjualan diatas atau dibawah nilai normal, selisih harga jual dengan nilai nominal, itu disebut premi atau diskon.

Bagi investor obligasi nilai investasi dalam obligasi dicatat sebesar harga perolehan obligasi tersebut. Ada kalanya harga perolehan obligasi dari nilai nominal tetapi dapat pula lebih rendah dari nilai nominal. Untung/rugi konstruktif merupakan salah satu komponen pendapatan investasi. Jumlah untung/rugi yang mempengaruhi pendapatan investasi induk perusahaan tergantung dari pihak penerbit atau penjual obligasi.
Karena kondisi menganggap hutangnya yang tebus dengan harga yang lebih rendah atau lebih tinggi.







DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar